Kamis, 17 November 2011

Bencana Alam

Akankah Jawa Timur Tenggelam jika Lumpur Lapindo Menyembur Selama 26 Tahun Lagi


Tak terasa sudah beberapa tahun lumpur lapindo mengeluarkan semburan . Penderitaan bagi para korban lumpur lapindo bahkan sudah tidak menjadi sorotan masyarakat, karena ternyata di Indonesia begitu banyak permasalahan mulai dari karut marut perpolitikan dan pemerintah, termasuk juga bencana alam yang terjadi, sehingga kondisi lumpur lapindo tidak begitu menjadi perhatian masyarakat. Para korban lumpur lapoindo, nasib mereka kurang jelas, sebagian ada yang beruntung, juga banyak pula yang hidupnya klontang-klantung, dan juga ada yang masih bertahan mencari sesuap nasi di sekitar lumpur lapindo.
Berdasarkan penelitian para ilmuwan dari Durham University, Inggris, seperti dilansir AFP, Jumat (25/2/2011), Tekanan bawah tanah yang ada di bawah semburan, membuat lumpur lapindo akan terus disemburkan hingga tahun 2037 mendatang, gas akan terus merembes melalui lumpur tersebut selama puluhan tahun. Perkiraan kami, akan memakan waktu selama 26 tahun bagi erupsi tersebut untuk turun ke level yang wajar, dan turun kondisinya menjadi gunung berapi (volcano) yang proses mendidihnya lambat,” terang Ketua Tim Peneliti, Richard Davies. Penelitian yang dipimpin oleh profesor ilmu bumi pada Universitas Durham ini, dilakukan dengan menggunakan simulasi computer. Simulasi ini didasarkan pada data-data dari 2 sumur gas yang ada di wilayah yang sama dan juga didasarkan pada data refleksi seismic yang menggambarkan struktur geologi semburan.
Pada saat ini, semburan lumpur telah membanjiri 12 desa dengan kedalaman 15 meter. Sekitar 42 ribu warga setempat telah mengungsi dari rumah mereka. Apakah permasalahan ini akan berlanjut seperti yang diprediksi para ahli dari Durham University, Inggris tersebut atau masyarakat dan pemerintah serta pihak-pihak lain yang terkait dapat mencarikan solusi atas permasalahan ini.
Saya pernah menyaksikan secara langsung dari jalan raya, memang asap yang ditimbulkan oleh semburan Lumpur Lapindo tersebut kelihatan dari jalan raya. Pemandangan ini telah menjadi objek wisata tersendiri di Sidoarjo, Jawa Timur. Namun jika diperkirakan selama 26 tahun akan terus erupsi dan tidak bisa dicegah, tentu akan sangat dikhawatirkan Jawa Timur akan mengalami kerugian yang cukup besar bahkan kita tidak tahu berapa desa akan dikorbankan untuk menampung semburan tersebut.
Semoga, kondisi ini dapat di atasi oleh Pemerintah Jawa Timur khususnya dan warga masyarakat seluruh Indonesia, terutama pihak-pihak terkait juga harus bertanggung jawab untuk mencarikan solusi atas kemungkinan-kenungkinan kedepannya.
Semoga…..Demi Indonesia yang lebih baik….


Lumpur Lapindo
REPUBLIKA.CO.ID,Berdasarkan studi yang dirilis di Journal Geological Society London, kawasan yang lebih sering disebut LUSI (singkatan dari  “Lumpur” dan “Sidoarjo”) kemungkinan akan menyemburkan lumpur abu sampai tahun 2037, akibat tekanan dari dalam bumi. Volume akan berkurang, tapi gas akan terus meresap selama puluhan tahun dan mungkin abad mendatang.

"Perkiraan kami adalah bahwa hal itu akan memakan waktu 26 tahun hingga letusan melemah ke tingkat yang dapat dikelola dan untuk Lusi untuk berubah menjadi gunung berapi yang bergolak pelan," demikian ketua tim Richard Davies, profesor ilmu bumi di Durham University Inggris.

Letusan Lusi di tahun 2006 menewaskan 13 orang.  Pada puncaknya, gunung berapi menyembur lumpur sebanyak 40 kolam renang ukuran Olimpiade per harinya. Danau lumpur mengepung 12 desa dengan kedalaman hingga 15 meter dan memaksa sekitar 42.000 orang meninggalkan rumah mereka. Menurut studi, orang tidak bisa kembali ke kawasan, ancaman gunung berapi mungkin akan meningkat.

Di tengah danau, atau gunung berapi, muncul bukaan yang lebarnya 50 meter, tetapi ada sejumlah retakan lainnya yang muncul selama 4 tahun terakhir. Bukaan-bukaan ini juga timbul di jalanan, rumah atau pabrik. Sejumlah retakan bahkan bisa membakar. Sudah ada laporan warga cedera akibat api.

Pemerintah Indonesia mengatakan sumber bencana adalah letusan akibat gempa bumi yang melanda beberapa hari sebelumnya, sekitar 280 km dari Lusi.

Namun para ahli asing menuduhperusahaan pengeboran gas Lapindo Brantas yang gagal  menempatkan pelindung di sekitar bagian sumur bor tersebut. Akibatnya, lubang sumur terkena dorongan air bertekanan dan gas yang terletak di bawah lapisan, sehingga mendesak cairan seperti beton ke permukaan.
Pakar Geologi dari Rusia mematahkan anggapan banyak pihak yang mengaitkan semburan lumpur Sidoarjo dengan kegiatan pengeboran PT Lapindo Brantas. Beliau mengatakan bahwasannya hal tersebut di picu oleh adanya gempa bumi pada tahun 2005 di sidoarjo dan 2006 di yogyakarta akibatnya terjadi semburan Lusi. Apakah semburan Lusi itu ???



© Ari Anggara X.2 MM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar